Sariawan
merupakan penyakit kelainan mulut yang paling sering ditemukan. Sekitar 10%
dari populasi menderita dari penyakit ini, dan wanita lebih mudah terserang
daripada pria.
Ada beberapa
faktor penyebab yang diduga menjadi penyebab munculnya sariawan, seperti luka
tergigit, mengkonsumsi makanan atau minuman panas, alergi, kekurangan vitamin C
dan zat besi, kelainan pencernaan, kebersihan mulut tidak terjaga, faktor
psikologi, dan kondisi tubuh yang tidak fit.
Sariawan di
tempat yang sama selama dua minggu hingga satu bulan dapat dijadikan indikasi
adanya kanker rongga mulut.
Stomatitis
Aphtous/Ulcer bukan hanya disebabkan karena kekurangan Vitamin C, namun
sebaliknya SA dikenal disebabkan oleh alergi citrus atau alergi makanan yang
mengandung asam, kondisi imun yang lemah, obat-obatan tertentu, trauma fisik
(ataupun penggunaan gigi palsu baru), dsb.
Penyakit
kekurangan vitamin C sendiri adalah Scurvy atau kegagalan proses sintesis
kolagen yang ditandai dengan gusi mudah berdarah, pendarahan kulit (purpura)
Scurvy dahulu terjadi ketika orang-orang Eropa berlayar selama berbulan-bulan lamanya untuk berpetualang dan mengambil rempah-rempah yang sangat berlimpah di Asia. Karena berada di atas lautan selama berbulan-bulan, maka para awak kapal tidak bisa mengkonsumsi sayur dan buah. Akibatnya tubuh mereka kehabisan total vitamin C. Padahal kita tahu vitamin C ini sangat dibutuhkan oleh seluruh sel-sel hidup agar dapat berfungsi dengan baik. Makanya timbullah luka-luka pada berbagai tempat, misalnya pada mulu, gusi, dan lidah. Tak hanya itu, selaput lendir mata, usus, hidung, serta kulit juga menunjukkan gejala yang sama.
Scurvy dahulu terjadi ketika orang-orang Eropa berlayar selama berbulan-bulan lamanya untuk berpetualang dan mengambil rempah-rempah yang sangat berlimpah di Asia. Karena berada di atas lautan selama berbulan-bulan, maka para awak kapal tidak bisa mengkonsumsi sayur dan buah. Akibatnya tubuh mereka kehabisan total vitamin C. Padahal kita tahu vitamin C ini sangat dibutuhkan oleh seluruh sel-sel hidup agar dapat berfungsi dengan baik. Makanya timbullah luka-luka pada berbagai tempat, misalnya pada mulu, gusi, dan lidah. Tak hanya itu, selaput lendir mata, usus, hidung, serta kulit juga menunjukkan gejala yang sama.
Melihat
keadaan demikian, seorang dokter kapal Inggris, James Lind (1747) berusaha
meniliti kenapa keadaan demikian bisa terjadi. Lantas ia mengadakan percobaan
di atas kapal tersebut dengan memberi makan separuh dari awak kapal dengan 2
jeruk orange dan sebuah lemon setiap hari. Ternyata kelompok yang diberi makan
jeruk ini tidak terserang scurvy, sementara yang tidak diberi buah mengalami sakit.
Kemudian ia menyimpulkan bahwa kekurangan vitamin C-lah penyebabnya.
Dan
sekarang, kondisi seperti di kapal tersebut hampir-hampir tidak pernah terjadi
lagi. Namun, masyarakat tetap makan vitamin C (kadang-kadang dosis tinggi)
untuk mengobati atau mencegah sariawan. Padahal, tidak terdapat bukti ilmiah
bahwa sariawan (biasa) dapat disembuhkan oleh vitamin C. Walau memang benar,
vitamin C sangat diperlukan oleh tubuh kita. Dan alam telah menyediakannya
secara berlimpah dalam tomat, jeruk, paprika, cabai, serta berbagai jenis buah
dan sayuran dengan kandungan vitamin C yang cukup tinggi. Dan biasanya sariawan
akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari bila makanan yang merangsang
seperti cabai, cuka, dan yang bersifat asam dihindari untuk sementara.
Dan
sebaliknya, ada kecurigaan bahwa vitamin C dosis tinggi (terutama yang
dilumatkan dalam mulut) dan makanan yang pedas serta asam merupakan penyebab
bahkan memperpanjang sariawan. Banyak laporan yang menyatakan orang-orang yang
memakan jeruk asam dari Australia (yang banyak di jual di Indonesia), biasanya
langsung terserang sariawan. Dan bila dilakukan challenge test (diberi lagi)
sariawan akan timbul lagi.
Namun ada
faktor-faktor lain yang bisa menyebabkan sariawan, diantaranya adalah gigi
geraham yang runcing karena patah atau karsinoma.
Dipasaran
sekarang tersedia berbagai macam obat untuk mengurangi rasa sakit akibat
sariawan. Ada yang berbentuk sirup maupun salep oles. Pilihan kembali kepada
Anda, mau menunggu beberapa hari untuk hilangnya sariawan (dengan tidak
makan-makanan yang merangsang tentunya) atau membeli obat di apotek karena
merasa mengganggu aktifitas sehari, itu terserah Anda.
Mengatasi
Sariawan
Sariawan
atau stomatitis adalah radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa
bercak putih kekuningan. Bercak itu dapat berupa bercak tunggal maupun
berkelompok. Sariawan dapat menyerang selaput lendir pipi bagian dalam, bibir
bagian dalam, lidah, gusi, serta langit-langit dalam rongga mulut. Meskipun
tidak tergolong berbahaya, namun sariawan sangat mengganggu.
Sariawan
dapat disebabkan oleh kondisi mulut itu sendiri, seperti kebersihan mulut yang
buruk, pemasangan gigi palsu, luka pada mulut karena makanan atau minuman yang
terlalu panas, dan kondisi tubuh, seperti adanya alergi atau infeksi.
Sariawan
identik dengan kekurangan vitamin C. Kekurangan vitamin itu memang
mengakibatkan jaringan di dalam rongga mulut dan jaringan penghubung antara
gusi dan gigi mudah robek yang akhirnya menyebabkan sariawan. Namun, kondisi
tersebut dapat diatasi jika kita sering mengonsumsi buah dan sayuran.
Sariawan
umumnya ditandai dengan rasa nyeri seperti terbakar yang terkadang menyebabkan
penderita sulit untuk menelan makanan, dan bila sudah parah dapat menyebabkan
demam. Gangguan sariawan dapat menyerang siapa saja, termasuk bayi yang masih
berusia 6-24 bulan.
Banyak
penelitian menunjukkan bahwa faktor psikologis (seperti emosi dan stres) juga
merupakan faktor penyebab terjadinya sariawan. Kondisi lainnya yang diduga
memicu sariawan yaitu kekurangan vitamin B, vitamin C, serta zat besi; luka
tergigit pada bibir atau lidah akibat susunan gigi yang tidak teratur; luka
karena menyikat gigi terlalu keras atau bulu sikat gigi yang sudah mengembang;
alergi terhadap suatu makanan (seperti cabai dan nanas); gangguan hormonal
(seperti sebelum atau sesudah menstruasi); menurunnya kekebalan tubuh (setelah
sakit atau stres yang berkepanjangan); dan adanya infeksi oleh mikroorganisme.
Sariawan
dapat diredakan dengan menggunakan beberapa jenis obat, baik dalam bentuk salep
(yang mengandung?antibiotika dan penghilang rasa sakit), obat tetes, maupun
obat kumur. Saat ini, sudah banyak tersedia pasta gigi yang dapat mengurangi
terjadinya sariawan. Jika sariawan sudah terlanjur parah, dapat digunakan
antibiotika dan obat penurun panas (bila disertai dengan demam). Sariawan
umumnya akan sembuh dalam waktu 4 hari. Namun, bila sariawan tidak kunjung
sembuh, segera periksakan ke dokter, karena hal itu dapat menjadi gejala awal
adanya kanker mulut.
Banyak cara
yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya sariawan, antara lain yaitu
menghindari kondisi stres; sering mengonsumsi buah dan sayuran, terutama yang
mengandung vitamin B, vitamin C, dan zat besi; menjaga kesehatan atau
kebersihan gigi dan mulut; serta menghindari makanan dan obat-obatan yang dapat
menyebabkan reaksi alergi pada rongga mulut.
Sumber
: noniindonesia.info
: doktersehat.com
10 komentar:
harus bener-bener jaga kesehatan nih
manfaat vit C banyak juga ternyata, salah satunya mencegah sariawan
Nice post min
good post min
informasinya bermanfaat
good post min
post nya bermanfaat
lanjut post min. bermanfaat
nice post
nice post
Posting Komentar