Batu Ginjal

on Jumat, 15 April 2016
Batu ginjal merupakan suatu kondisi terbentuknya material keras yang menyerupai batu di dalam ginjal. Material tersebut berasal dari sisa zat-zat limbah di dalam darah yang dipisahkan ginjal yang kemudian mengendap dan mengkristal seiring waktu.

Endapan batu di dalam ginjal bisa disebabkan oleh makanan atau masalah kesehatan lain yang mendasari. Berdasarkan jenis-jenis batu ginjal, kondisi ini dapat dibagi menjadi empat jenis utama, yaitu batu kalsium, batu asam urat, batu struvit, dan batu sistin.





Gejala batu ginjal

Gejala akibat batu ginjal biasanya tidak akan dirasakan penderitanya jika batu tersebut masih berada di dalam ginjal. Gejala juga tidak akan terasa jika batu ginjal berukuran sangat kecil sehingga bisa keluar dari tubuh melalui ureter dengan mudah. Ureter adalah saluran yang menyambungkan ginjal dengan kandung kemih.

Gejala akibat batu ginjal baru bisa terasa jika batu berukuran lebih besar dari diameter saluran ureter. Batu yang besar akan bergesekan dengan lapisan dinding uterer sehingga menyebabkan iritasi dan bahkan luka. Oleh sebab itu, urin kadang bisa mengandung darah. Selain mengiritasi ureter, batu ginjal juga bisa tersangkut di dalam ureter sehingga urin tidak bisa keluar dan menumpuk di ginjal.

Gejala batu ginjal bisa berupa nyeri pada pinggang, perut bagian bawah, dan selangkangan. Selain rasa nyeri, gejala-gejala batu ginjal lainnya bisa berupa muntah-muntah, menggigil dan demam.
 

Penderita batu ginjal di Indonesia

Batu ginjal merupakan penyakit yang jumlah penderitanya relatif tinggi di Asia, khususnya di Indonesia. Menurut survei yang dilakukan oleh US Census Bureu pada tahun 2004, jumlah penderita batu ginjal di Indonesia diperkirakan mencapai 876.000 orang. Batu ginjal merupakan kondisi yang cukup umum diderita oleh orang-orang yang berusia 30 hingga 60 tahun. Penyakit ini lebih banyak diderita oleh pria dibandingkan wanita.


Diagnosis batu ginjal

Dalam mendiagnosis batu ginjal, pertama-tama dokter akan mencoba menggali keterangan terlebih dahulu dari pasien seputar gejala-gejala yang dialaminya. Biasanya dokter akan menanyakan apakah pasien pernah menderita batu ginjal sebelumnya, memiliki riwayat keluarga berpenyakit sama, atau apakah belakangan pasien sering mengonsumsi makanan atau suplemen yang bisa memicu terbentuknya batu ginjal.

Setelah keterangan lisan tersebut dikumpulkan, dokter akan melakukan sejumlah tes untuk memastikan diagnosisnya jika diperlukan. Tes tersebut bisa berupa tes urin, tes darah, dan pemeriksaan lewat citra gambar seperti intravenous urogram, CT scan, dan X-ray.




Pengobatan batu ginjal

Pengobatan penyakit batu ginjal dibagi menjadi dua berdasarkan ukuran batu ginjalnya. Jika batu ginjal masih tergolong kecil atau sedang, serta masih dapat melewati saluran kemih tanpa harus dilakukan operasi, dokter biasanya akan menyarankan pasien untuk minum air putih saja sesuai takaran yang disarankan. Dengan adanya aliran cairan secara terus-menerus, diharapkan batu ginjal dapat terdorong keluar dengan sendirinya.

Apabila gejala yang dirasakan oleh pasien cukup mengganggu, biasanya dokter cukup meresepkan obat pereda rasa sakit, misalnya parasetamol, ibuprofen atau kodein.

Penanganan batu ginjal yang dengan operasi sangat jarang dilakukan. Langkah ini biasanya baru akan diterapkan jika batu berukuran lebih besar sehingga menyumbat saluran kemih pasien. Apabila tidak segera ditangani, dikhawatirkan kondisi tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih parah seperti pendarahan atau bahkan kerusakan ginjal.


Pencegahan batu ginjal

Cara mencegah batu ginjal sebenarnya cukup sederhana. Anda hanya perlu minum cukup air putih tiap hari dan membatasi konsumsi makanan, minuman, atau suplemen yang mengandung zat-zat yang berpotensi menyebabkan terbentuknya batu ginjal, seperti oksalat, kalsium, dan protein.

Selain dengan minum cukup air dan membatasi asupan zat-zat tertentu, pencegahan batu ginjal juga bisa dilakukan dengan mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter. Biasanya langkah ini dianjurkan untuk mencegah kambuh bagi mereka yang sebelumnya pernah menderita batu ginjal.


Gejala Batu Ginjal


Gejala batu ginjal biasanya tidak akan dirasakan penderitanya jika batu tersebut masih berada di dalam ginjal. Gejala juga tidak akan terasa jika batu ginjal berukuran sangat kecil sehingga dikeluarkan dari tubuh melalui ureter dengan mudah.

Gejala akibat batu ginjal terasa ketika batu berukuran lebih besar keluar dari ginjal menuju ureter. Ureter adalah saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih. Ureter merupakan organ berbentuk tabung dengan jaringan yang sensitif. Ketika batu ginjal yang cukup besar melewati ureter, batu tersebut akan bergesekan dengan dinding ureter sehingga menyebabkan iritasi dan bahkan luka. Ini sebabnya kadang-kadang urin bisa mengandung darah. Jika batu tersebut berukuran cukup besar, batu bisa tersangkut di dalam ureter sehingga menghambat urin untuk mengalir dari ginjal.

Gejala batu ginjal yang paling umum adalah rasa nyeri pada perut dan punggung bagian bawah, pinggang, serta selangkangan. Nyeri tersebut bisa terasa secara konstan atau bisa datang dan pergi.

Gejala lain dari batu ginjal yang muncul adalah meningkatnya frekuensi buang air kecil dan rasa sakit saat kencing. Warna urin pun tampak keruh dan baunya berbeda dari biasanya. Warna keruh seperti kecokelatan atau kemerahan pada urin tersebut bisa karena pendarahan saat batu ginjal melewati saluran kemih.

Selain itu, penderita juga susah beristirahat dengan tenang, mengalami mual, dan muntah-muntah.

Jika batu tersangkut di dalam ureter sehingga urin tertumpuk di dalam ginjal dan menyebabkan infeksi pada ginjal, suhu tubuh penderita akan naik. Infeksi ginjal juga membuat penderita merasa menggigil, mengalami diare, dan merasa sangat lemas.



Penyebab Batu Ginjal


Ginjal membersihkan darah tiap hari dengan menyaring zat-zat limbah yang terdapat di dalamnya untuk selanjutnya dibuang dalam bentuk urin. Terkadang kadar zat-zat tersebut terlalu tinggi sehingga tidak dapat sepenuhnya dibuang oleh tubuh dan mengendap di dalam ginjal. Endapan tersebut lama-kelamaan dapat mengeras atau mengkristal, sehingga terbentuklah apa yang dinamakan batu ginjal.

Endapan batu di dalam ginjal bisa disebabkan oleh makanan atau masalah kesehatan lain yang mendasari. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, batu ginjal dapat dibagi menjadi empat jenis utama, yaitu batu kalsium, batu asam urat, batu struvit, dan batu sistin.

Batu kalsium disebabkan oleh tingginya kadar kalsium di dalam urin. Jenis batu ginjal ini merupakan yang paling umum terjadi. Tingginya kadar kalsium bisa berasal dari makanan yang mengandung oksalat maupun vitamin D, misalnya kacang kedelai, hati sapi, cokelat, teh, kopi, dan tiram. Tingginya kalsium juga bisa disebabkan kelenjar paratiroid yang terlalu aktif. Hormon yang diproduksi kelenjar ini berfungsi sebagai pengatur jumlah kalsium di dalam darah.

Yang kedua adalah batu asam urat. Batu ini terbentuk akibat tingginya kadar asam urat di dalam urin yang disebabkan oleh makanan berkadar purin tinggi. Contoh makanan yang memicu tingginya asam urat adalah kerang-kerangan, daging kambing, dan jeroan. Selain batu ginjal, batu asam urat juga bisa terbentuk dan menyebabkan rematik asam urat atau gout.

Yang ketiga adalah batu struvit. Ini merupakan jenis batu ginjal yang dapat terbentuk dan membesar secara cepat. Penyebab utama terbentuknya batu struvit adalah infeksi saluran kemih yang tidak diobati dan dibiarkan saja. Jenis batu ini lebih sering ditemukan pada pasien wanita dibandingkan pasien laki-laki.

Yang terakhir adalah batu sistin. Batu ginjal ini terbentuk akibat terlalu banyaknya asam amino sistin yang dikeluarkan oleh ginjal. Batu sistin merupakan jenis batu ginjal yang sangat jarang ditemukan.







Sumber: Alodokter.com

8 komentar:

Posting Komentar