Penyakit Muntaber atau Vibrio
Parahaemolyticus Enteritis adalah keadaan di mana seseorang menderita
muntah-muntah disertai buang air besar berkali-kali. Kejadian itu dapat
berulang tiga sampai lebih sepuluh kali dalam sehari. Terjadi perubahan bentuk
dan konsistensi dari tinja, melembek sampai mencair, yang kadang juga
mengandung darah atau lendir. Lazimnya, penyakit muntaber memang menyerang
anak-anak, terutama pada usia dua hingga delapan tahun. Mereka mudah tertular
karena daya tahan tubuhnya belum sekuat orang dewasa.
Penyebab utama penyakit muntaber adalah peradangan usus
oleh bakteri, virus, parasit lain (jamur, cacing, protozoa), keracunan makanan
atau minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia serta kurang gizi,
misalnya kelaparan atau kekurangan protein. Penyakit yang dapat disebabkan oleh
bakteri Escherichia coli ini dapat mewabah akibat lingkungan
sekitar tempat tinggal yang kurang bersih serta makanan yang dikonsumsi
terkontaminasi bakteri. Sistem sanitasi yang tidak terjaga dengan baik juga
memudahkan kuman untuk berkembang biak. Hujan yang terus menerus sehingga
menimbulkan banjir dan lingkungan yang kotor, sangat potensial menimbulkan
wabah muntaber.
Muntaber memang sangat mudah
menular, terutama melalui air. Sehingga bila ada salah satu anggota keluarga
yang sakit muntaber, atau tetangga yang kena muntaber usahakan untuk mencegah
faktor penularan tersebut.
Bersihkan lingkungan dari sampah
yang menghalangi saluran air, bersihkan kamar mandi dan toilet dengan memakai
pembersih lantai. Sehingga bila masih ada bakteri penyebab muntaber bisa
langsung mati, dan tidak akan menular ke yang lain. Cuci tangan sebelum makan
dengan memakai sabun.
Selain itu, penyakit muntaber juga dapat disebabkan oleh
virus Vibrio parahaemolyticus yang termasuk jenis vibrio
halofilik dan telah diidentifikasi ada 12 grup antigen “O” dan
sekitar 60 tipe antigen “K” yang berbeda. Strain patogen pada umumnya (tetapi
tidak selalu) dapat menimbulkan reaksi hemolitik yang khas (fenomena Kanagawa).
Masa inkubasi Vibrio parahaemolyticus biasanya antara 12 – 24 jam, tetapi dapat
berkisar antara 4 – 30 jam.
Banyak diantara penderita muntaber yang melakukan
terapi-terapi dalam mengatasi penyakit yang dialaminya. Baik sendiri maupun
dengan ditangani dokter. Beberapa metode dalam penatalaksanaan muntaber pada
penderita ialah dengan terapi pencegahan dan terapi pengobatan. Terapi
pencegahan dilakukan dengan perbaikan kebiasaan-kebiasaan hidup masyarakat
terhadap lingkungan tempat tinggalnya sebelum terjadinya penyakit muntaber
tersebut. Sedangkan terapi pengobatan berupa terapi yang diberikan pada
penderita muntaber yang sudah terjangkit penyakit muntaber agar penyakit tersebut
dapat diatasi dan tidak terjadi sakit yang lebih parah.
Untuk mengobati muntaber diperlukan
antibiotika jenis metronidazol yang dikombinasikan dengan (Sulfametoksazol dan
trimetoprim), untuk golongan metronidazole bisa dipakai flagyl, trogyl, atau
yang lainnya. Yang penting berisi metronidazole. Yang generik pun juga nggak
masalah. Sedangkan untuk obat golongan sulfametoksazole dan trimetoprim, bisa
dipakai sanprima atau yang lainnya.
Bagaimana aturan minumnya?
Untuk metronidazole diminum sehari 3
kali satu tablet, sedangkan sanprima diminum sehari 2 kali. Usahakan diminumnya
jangan bersamaan. Bisa diberi rentag waktu 1-2 jam.
Sumber : http://obatpropolis.com
11 komentar:
niceee
wah menarik
bagus
bermanfaat sekali
sip bagus hehe
oh begitu ya ternyata pencegahannya
bermanfaat juga artikelnya
bermanfaat dan berguna
bahaya sekali muntaber
nice post
saya sering muntaber kalo melihat seseorang min. kenapa ya?
Posting Komentar