Muntaber

on Minggu, 06 Maret 2016



Penyakit Muntaber atau Vibrio Parahaemolyticus Enteritis adalah keadaan di mana seseorang menderita muntah-muntah disertai buang air besar berkali-kali. Kejadian itu dapat berulang tiga sampai lebih sepuluh kali dalam sehari. Terjadi perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, melembek sampai mencair, yang kadang juga mengandung darah atau lendir. Lazimnya, penyakit muntaber memang menyerang anak-anak, terutama pada usia dua hingga delapan tahun. Mereka mudah tertular karena daya tahan tubuhnya belum sekuat orang dewasa.

Penyebab utama penyakit muntaber adalah peradangan usus oleh bakteri, virus, parasit lain (jamur, cacing, protozoa), keracunan makanan atau minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia serta kurang gizi, misalnya kelaparan atau kekurangan protein. Penyakit yang dapat disebabkan oleh bakteri Escherichia coli ini dapat mewabah akibat lingkungan sekitar tempat tinggal yang kurang bersih serta makanan yang dikonsumsi terkontaminasi bakteri. Sistem sanitasi yang tidak terjaga dengan baik juga memudahkan kuman untuk berkembang biak. Hujan yang terus menerus sehingga menimbulkan banjir dan lingkungan yang kotor, sangat potensial menimbulkan wabah muntaber.


Muntaber memang sangat mudah menular, terutama melalui air. Sehingga bila ada salah satu anggota keluarga yang sakit muntaber, atau tetangga yang kena muntaber usahakan untuk mencegah faktor penularan tersebut.
Bersihkan lingkungan dari sampah yang menghalangi saluran air, bersihkan kamar mandi dan toilet dengan memakai pembersih lantai. Sehingga bila masih ada bakteri penyebab muntaber bisa langsung mati, dan tidak akan menular ke yang lain. Cuci tangan sebelum makan dengan memakai sabun.

Selain itu, penyakit muntaber juga dapat disebabkan oleh virus Vibrio parahaemolyticus yang termasuk jenis vibrio halofilik dan telah diidentifikasi ada 12 grup antigen “O” dan sekitar 60 tipe antigen “K” yang berbeda. Strain patogen pada umumnya (tetapi tidak selalu) dapat menimbulkan reaksi hemolitik yang khas (fenomena Kanagawa). Masa inkubasi Vibrio parahaemolyticus biasanya antara 12 – 24 jam, tetapi dapat berkisar antara 4 – 30 jam.

Banyak diantara penderita muntaber yang melakukan terapi-terapi dalam mengatasi penyakit yang dialaminya. Baik sendiri maupun dengan ditangani dokter. Beberapa metode dalam penatalaksanaan muntaber pada penderita ialah dengan terapi pencegahan dan terapi pengobatan. Terapi pencegahan dilakukan dengan perbaikan kebiasaan-kebiasaan hidup masyarakat terhadap lingkungan tempat tinggalnya sebelum terjadinya penyakit muntaber tersebut. Sedangkan terapi pengobatan berupa terapi yang diberikan pada penderita muntaber yang sudah terjangkit penyakit muntaber agar penyakit tersebut dapat diatasi dan tidak terjadi sakit yang lebih parah.

Untuk mengobati muntaber diperlukan antibiotika jenis metronidazol yang dikombinasikan dengan (Sulfametoksazol dan trimetoprim), untuk golongan metronidazole bisa dipakai flagyl, trogyl, atau yang lainnya. Yang penting berisi metronidazole. Yang generik pun juga nggak masalah. Sedangkan untuk obat golongan sulfametoksazole dan trimetoprim, bisa dipakai sanprima atau yang lainnya.

Bagaimana aturan minumnya?
Untuk metronidazole diminum sehari 3 kali satu tablet, sedangkan sanprima diminum sehari 2 kali. Usahakan diminumnya jangan bersamaan. Bisa diberi rentag waktu 1-2 jam.


                                                        Sumber : http://obatpropolis.com

11 komentar:

privacy policy mengatakan...

niceee

Unknown mengatakan...

wah menarik

Unknown mengatakan...

bagus

Unknown mengatakan...

bermanfaat sekali

nur ramadhani mengatakan...

sip bagus hehe

Unknown mengatakan...

oh begitu ya ternyata pencegahannya

Unknown mengatakan...

bermanfaat juga artikelnya

Unknown mengatakan...

bermanfaat dan berguna

Unknown mengatakan...

bahaya sekali muntaber

Unknown mengatakan...

nice post

Unknown mengatakan...

saya sering muntaber kalo melihat seseorang min. kenapa ya?

Posting Komentar