Penyebab dan
Gejala Disleksia
Penyebab disleksia belum diketahui secara pasti. Para
pakar menduga faktor keturunan atau genetika berperan di balik gangguan belajar
ini. Seorang anak memiliki risiko menderita disleksia jika orang tuanya
menderita gangguan yang sama.
Gejala-gejala dalam disleksia sangat bervariasi dan
umumnya tidak sama untuk tiap penderita sehingga sulit dikenali, terutama
sebelum sang anak memasuki usia sekolah. Ada beberapa gen keturunan yang
dianggap dapat memengaruhi perkembangan otak yang mengendalikan fonologi, yaitu
kemampuan dan ketelitian dalam memahami suara atau bahasa lisan. Misalnya
membedakan kata “paku” dengan kata “palu”.
Selain masalah pada kepekaan fonologi, gejala
disleksia juga bisa berupa hal-hal berikut:
- Kurang memori verbal untuk mengingat urutan informasi secara lisan dalam jangka waktu singkat, semacam perintah singkat seperti menaruh tas dan kemudian mencuci tangan.
- Kesulitan dalam mengurutkan dan mengucapkan sesuatu dalam kata-kata, misalnya urutan angka, menamai warna-warna, atau benda.
- Kesulitan memroses informasi lisan, misalnya saat mencatat nomor telepon atau didikte.
Pada balita, disleksia dapat dikenali melalui
perkembangan bicara yang lebih lamban dibandingkan anak-anak seusianya dan
membutuhkan waktu lama untuk belajar kata baru. Misalnya keliru menyebut kata
“ibu” menjadi kata “ubi”. Kesulitan menggunakan kata-kata untuk mengekspresikan
diri dan kurang memahami kata-kata yang memiliki rima.
Indikasi disleksia biasa akan lebih jelas ketika anak
mulai belajar membaca dan menulis di sekolah. Anak Anda akan mengalami beberapa
kesulitan seperti:
- Sulit memroses dan memahami apa yang didengarnya.
- Lamban dalam mempelajari nama dan bunyi abjad.
- Sering salah atau terlalu pelan saat membaca.
- Sulit mengingat urutan, misalnya urutan abjad atau nama hari.
- Sulit mengeja, misalnya huruf “d” sering tertukar dengan huruf “b”.
- Cara baca yang terbata-bata atau sering salah.
- Kesulitan mengucapkan kata yang baru dikenal.
- Lamban dalam menulis, misalnya saat didikte atau menyalin tulisan.
- Memiliki kepekaan fonologi yang rendah.
Karena sulit dikenali, gejala-gejala disleksia juga
ada yang baru disadari setelah penderita beranjak remaja bahkan dewasa.
Beberapa di antaranya adalah:
- Kesulitan membaca dan mengeja.
- Kesulitan menyalin catatan serta membuat karya tulis, misalnya makalah atau laporan.
- Sering tidak memahami lelucon atau makna bahasa kiasan, misalnya istilah “otak encer” yang berarti pintar.
- Kesulitan untuk mengatur waktu, misalnya tenggat waktu dalam tugas.
- Kesulitan mengingat hal-hal yang berurutan, misalnya nomor telepon.
- Cenderung menghindari kegiatan membaca dan menulis.
- Kesulitan berhitung.
Jika Anda mencemaskan perkembangan kemampuan membaca
dan menulis anak Anda yang terasa lambat, hubungilah dokter. Terutama jika Anda
mengenali gejala-gejala disleksia lain yang dialami anak anda.
Diagnosis
dan Penanganan Disleksia
Sebelum ke dokter atau spesialis, Anda sebaiknya
mencari tahu tentang kelebihan serta kekurangan dalam kemampuan anak lebih
dulu. Proses ini dapat dilakukan melalui permainan, misalnya puzzle
gambar. Jika memungkinkan, Anda juga dapat meminta bantuan dari guru sekolah
seperti meminta guru untuk memberikan program remedial.
Disleksia cenderung sulit untuk dideteksi karena
gejalanya yang beragam. Diagnosis gangguan ini membutuhkan penilaian dari
banyak faktor. Di antaranya:
- Riwayat, perkembangan, pendidikan, dan kesehatan anak.
- Keadaan di rumah.
- Pengisian kuesioner oleh anggota keluarga serta guru sekolah.
- Tes untuk memeriksa kemampuan memahami informasi, membaca, memori, dan bahasa anak.
- Pemeriksaan penglihatan, pendengaran, dan neurologi anak untuk menghapus kemungkinan adanya penyakit atau gangguan lain yang menyebabkan gejala-gejala yang dialami.
- Tes psikologi untuk memahami kondisi kejiwaan anak dan menghapus kemungkinan adanya gangguan interaksi, kecemasan, atau depresi yang dapat memengaruhi kemampuannya.
Setelah hasil diagnosis disleksia sudah pasti, dokter
akan menganjurkan penanganan yang sebaiknya dijalani. Disleksia memang tidak
bisa disembuhkan, tapi pendeteksian dan penanganan dini terbukti sangat
membantu dalam meningkatkan kemampuan penderita, khususnya membaca.
Salah satu bentuk penanganan yang dapat membantu
penderita disleksia adalah pendekatan dan bantuan edukasi yang lebih. Penentuan
jenis intervensi yang cocok biasanya tergantung pada tingkat keparahan serta
hasil tes psikologi penderita.
Bagi penderita disleksia anak-anak, penelitian
menunjukkan bahwa intervensi edukasi paling efektif jika diberikan sebelum anak
mencapai usia delapan tahun. Jenis intervensi yang paling membantu dalam
meningkatkan kemampuan baca dan tulis adalah intervensi yang berfokus pada
kemampuan fonologi. Intervensi ini biasanya disebut fonik.
Penderita disleksia juga akan diajari elemen-elemen
dasar seperti belajar mengenali fonem atau satuan bunyi terkecil dalam
kata-kata, memahami huruf dan susunan huruf yang membentuk bunyi tersebut,
memahami apa yang dibaca, membaca bersuara, dan membangun kosakata.
Selain dengan intervensi edukasi, orang tua juga
memiliki peran penting dalam meningkatkan kemampuan anak. Langkah sederhana
yang dapat dilakukan adalah dengan membacakan buku yang menarik minat anak.
Kegiatan ini dapat Anda lakukan lebih dari sekali agar anak dapat terbiasa
dengan teks dalam buku. Menyemangati dan membujuk anak untuk membaca buku, lalu
mendiskusikan isinya bersama-sama akan berguna.
Orang tua juga dianjurkan untuk tidak mencela saat
anak melakukan kesalahan dalam membaca sehingga kepercayaan diri anak juga
dapat dibangun.
Intervensi edukasi tidak hanya berguna bagi penderita
disleksia anak-anak, tapi juga untuk penderita remaja dan dewasa dalam
meningkatkan kemampuan baca dan tulis mereka. Di samping itu, melibatkan
bantuan teknologi seperti program komputer dengan perangkat lunak pengenalan
suara juga umumnya dapat bermanfaat.
Penanganan disleksia membutuhkan waktu dan tenaga yang
tidak sedikit. Karena itu, keluarga serta penderita dianjurkan untuk bersabar
menjalaninya. Dukungan serta bantuan dari anggota keluarga serta teman dekat
akan sangat membantu.
untuk lebih lengkapnya bisa lihat video diatas yaaaaa
sumber : Alodokter.com
11 komentar:
bagus mbak
goodddd
sipppp
maanfaat sekali blm tau penaykit ini mbak
kayaknya temenku ada yang kena deh
bagus
nice
bagus
bagus
good post
Posting Komentar